Panduan Google Website Optimizer untuk Split Testing

Artikel ini saya peroleh setelah saya surfer ke blognya Kang Ronald, yaitu tentang cara penggunaan Google Website Optimezer. Berikut ini adalah panduan menggunakan Website Optimizer dari Google sehingga kita bisa melakukan split testing. Split testing adalah experiment untuk menentukan content seperti apa yang memiliki conversion paling besar. Untuk menggunakan Google Website Optimizer, Anda harus memiliki account Adwords terlebih dahulu. Mendaftarlah Google Adwords terlebih dahulu dengan link ini GoogleAdwords

Setelah itu, Anda akan diminta melakukan aktivasi adwords sebesar $5. Hanya 1 kali seumur hidup. Nah, dengan memiliki Google Adwords, Anda dapat mengiklankan website Anda menggunakan PPC (Pay Per Click). Namun kali ini saya tidak akan membahas itu. Setelah Anda login ke dalam account Google Adwords Anda, akan ada pilihan menu menuju ke website optimizer seperti gambar di bawah ini
panduan split testing
Akan terlihat bahwa Anda belum memiliki experiment apapun. Klik link “add new experiment”
panduan split testing
Nah, akan ada 2 pilihan lagi. Yang pertama yaitu pilihan untuk mengetest 2 page yang berbeda. Sedangkan pilihan kedua digunakan untuk mengetest kombinasi content. Perbedaannya seperti ini:
  • Pada A/B experiment, Google hanya akan merandom 2 halaman. Beberapa visitor akan masuk ke page A, dan beberapa visitor lainnya akan masuk ke page B.
  • Pada Multivariant Experiment, Google dapat mengkombinasikan rotasi berbagai content di dalamnya. Misalkan kita punya headline A dan B dan paragraf C dan D. Google akan merotasi kemunculan semua kombinasi. Berapa jumlah conversion A dan C, A dan D, B dan C, dan B dan D.
Saat ini kita hanya mencoba yang mudah saja, jadi pilihlah yang atas.
panduan split testing
Lanjutkan dengan mengklik tombol “continue”
panduan split testing
Masukkan nama experiment Anda. Berikan nama yang mudah diingat supaya mudah diingat (hehe :P )
panduan split testing
Kemudian ketikkan halaman yang akan dieksperimen. Pertama2, Anda harus sudah mengupload dulu file2 yang akan dirotate. Pada contoh yang saya berikan, saya meng-upload file index1.html dan index2.html. Lalu ketikkan file yang original, dan satu lagi file variasi berikutnya. Berikan nama yang spesifik supaya mudah diingat. Anda bisa saja langsung memasukkan nama domain Anda, dan otomatis dia akan mengarah ke file bernama index.
panduan split testing
Setelah itu, tuliskan ke mana visitor akan dialihkan apabila terjadi conversion. Masukkan link halaman yang akan dituju setelah visitor subscribe atau setelah memasuki halaman yang dituju.
panduan split testing
Setelah mengklik tombol continue, berikutnya akan ditanyakan, apakah Anda ingin mengkonfigurasi sendiri atau tidak. Tentu saja pilih yang pilihan kedua, yaitu mengkonfigurasi sendiri.
panduan split testing
Halaman berikutnya akan meminta Anda memasukkan kode
panduan split testing
Masukkan script yang diminta ke dalam bagian akhir dari file HTML Anda. Bahasa teknisnya, copy-paste script yang diberikan dan taruh di sebelum tag </body>
panduan split testing
setelah itu masukkan script berikutnya ke halaman conversion, letakkan sebelum tag </body>. Kalau sudah, klik validate pages.
panduan split testing
Kalau semuanya sudah dimasukkan dengan benar, ketiga bagian tersebut akan dicentang. Lalu klik ok. Kalau belum benar berarti perbaiki dulu.
Halaman berikutnya hanya menampilkan detil eksperimen
panduan split testing
Klik tombol “Start Experiment” untuk memulai split testing Anda.
Kalau sudah diklik, seperti ini tampilannya
panduan split testing
Dan ini adalah layar experiment tempat Anda akan menganalisis, page mana yang paling baik
panduan split testing
Conversion visitor merupakan jumlah orang yang subscribe (masuk ke halaman conversion) / total pengunjung yang melihat page tersebut.
Berikut adalah contoh website saya yang lain yang sudah berjalan experimentnya:
panduan split testing
Untuk melihat report, klik link “view report”. Data yang diperlihatkan yaitu total visitors sejumlah 112 dan subscribernya 36. Artinya 32% conversion rate.
panduan split testing
Nah, ini hasil report nya. Terlihat bahwa page 1 memiliki conversion rate yang lebih besar yaitu 18 dari 54 artinya 60%. Sedangkan page 2 memiliki conversion rate yang lebih kecilyaitu 18/58 atau 39%. John Reese mengatakan untuk menunggu sampai 100 baru bisa diputuskan, content mana yang lebih baik. Lebih besar dari 100 tentunya lebih akurat lagi.

Dengan menggunakan split testing, kita akan terus mengoptimisasi landing page kita dan memaksimalkan conversion rate. Demikian tadi artikel singkat tentang panduan Google Website Optimizer untuk Split Testing, kalau ada pertanyaan anda bisa tanya melalui link di bawah ini.